Pages

Wednesday, May 21, 2014

Sungai Jodoh



Di pulau Batam ada gadis yatim piatu bernama Mah Bongsu. Suatu hari saat mencuci di sungai ia melihat ular. Namun ular itu hanya berenang sambil memperlihatkan lukanya. Karena kasihan, Mah Bongsu memberanikan diri mengambil ular itu dan merawatnya. Mah Bongsu merawat ular itu hingga sembuh. Setiap kulit ular yang mengelupas dibakarnya. Dan ajaib setiap dibakar timbul asap putih. Jika asap mengarah ke Singapura tiba-tiba ada setumpuk emas, jika ke Sumatera muncul kain tapis Lampung yang mahal. Akhirnya Mah Bongsu menjadi kaya raya. Kekayaan ini membuat sebagian orang iri. Ada yang bilang memelihara tuyul namun itu tidak terbukti. "Sudahlah yang penting tidak ada yang dirugikan apalagi ia dermawan sekali," kata Mak Ungki pada orang yang iri.
Tapi ternyata Mak Piah dan Siti Mayang anaknya tetap iri. Setiap malam mereka mengintip Mah Bongsu. "Wah, ada ular besar. Kulitnya yang terkelupas dan dibakar akan mendatangkan harta karun ?" gumam Mak Piah pada anaknya. Esoknya Mak Piah mencari ular, tak lama ia pun mendapatkan  ular besar berbisa. Ular itu langsung dibawanya pulang. Malam harinya, Mak Piah memaksa anaknya tidur bersama ular itu. "Aku takut, Mak!" kata Siti Mayang. Namun Mak Piah terus memaksa. "Ular melilit dan menggigitku!" teriak Siti Mayang ketakutan. "Anakku, jangan takut. Bertahanlah, ular itu akan mendatangkan harta karun," ucap Mak Piah.
     Sementara itu Mah Bongsu semakin menyayangi ularnya. Ular itu kemudian mengajak Mah Bongsu ke tempat mereka pertama kali bertemu. Sampai di sungai, ular itu mengutarakan niatnya untuk menikahi Mah Bongsu. Melihat Mah Bongsu yang tertegun, ular itu segera meninggalkan kulitnya dan berubah menjadi lelaki tampan. Dan kulit ular itu berubah menjadi rumah megah di depan pondok Mah Bongsu. Kemudian selanjutnya tempat itu disebut desa Tiban. Akhirnya, Mah Bongsu melangsungkan pernikahan dengan pemuda tampan tersebut. Pesta pun dilangsungkan tiga hari tiga malam. Berbagai macam hiburan ditampilkan. Tamu yang datang tiada henti-hentinya memberikan ucapan selamat.
Dibalik kebahagiaan Mah Bongsu, keadaan keluarga Mak Piah yang tamak sedang dirundung duka, karena Siti Mayang, anak gadisnya meninggal dipatok ular berbisa. Konon, sungai pertemuan Mah Bongsu dengan ular sakti yang berubah wujud menjadi pemuda tampan itu dipercaya sebagai tempat jodoh. Sehingga sungai itu disebut "Sungai Jodoh"

Sumber : Cerita rakyat

Friday, May 9, 2014

Angkus and Angma


Angkus adalah angsa yang mempunyai sifat angkuh, pemalas, dan tamak. Angkus juga mengambil harta warisan orang tuanya ketika orang tuanya meninggal. Angma adalah angsa yang sifatnya berlawanan dengan Angkus. Ia adalah angsa yang jujur, rajin bekerja, dan amat baik budi. Ia menyadari kalau adiknya memang bersifat culas dan serakah terhadap harta, maka ia hidup sendiri dengan sederhana. Ia mencari kayu bakar dan dijual untuk hidupnya. Pada suatu malam, ketika Angma tidur ia bermimpi ditemui seorang kakek tua yang menyuruhnya agar pergi ke sebuah goa. Kakek itu bilang kalau apa yang diinginkannya akan terkabul.
      Begitu bangun dari tidurnya Angma langsung pergi menyusuri hutan dan mencari goa yang dimaksud oleh si kakek tua dalam mimpi. "Wah ini pasti goa yang dimaksud kakek itu", bisiknya dalam hati. Ia berjalan cepat lagi dan mendekati pintu goa di tepi hutan itu. Di dalam goa itu gelap sekali. Lama dia komat-kamit bersemedi dan akhirnya keluarlah cahaya yang sangat terang-benderang. Ia berdoa"Yang Maha Kuasa berilah hamba kecukupan setiap hari agar tidak sengsara". Tiba-tiba setelah mata Angma dibuka didepannya terdapat Bokor yang bercahaya.
       Dengan senang hati Angma segera membawa bokor kembali kembali ke rumahnya. Kebetulan  keadaan kampung sedang sepi. Ia berpikir dalam akalnya, "Pasti Angkus akan kaget setelah aku tidak menjadi penjual kayu bakar lagi". Angma dengan cepat menyelinap ke dalam rumahnya. Dirumah, Angma tidak tahu bagaimana cara menggunakan bokor itu. Karena perutnya sudah terasa lapar sekali Angma menggosok bokornya dan berteriak, "Hai bokor sakti, berilah aku jagung dan air". Bokor itu mendesing dan makananpun keluar. Angma tak tahu bagaimana menghentikannya. Tidak sengaja ia memegang mulut bokor itu, maka berhentilah bokor itu mendesing.
      Kehidupan Angma kelihatan makmur sejak ada bokor itu. Ia mulai jarang mencari kayu bakar ke hutan. Angma tidak bingung lagi mencari kayu bakar untuk dijual sebagai kepentingan hidupnya sehari-hari. Ia hanya tinggal menikmati apa yang dia inginkan maka akan terkabulkan. Tetapi lain bagi si Angkus. Ia mulai curiga dengan kemakmuran Angma. Angkus sangat penasaran dan mencari-cari tahu, namun tidak pernah menemukan jawaban yang memuaskan. Akhirnya pada suatu hari ia mengetahui secara langsung dengan mata kepalanya sendiri tentang apa yang dilakukan Angma. Dasar Angkus memang jelek tabiatnya, setelah tahu kakaknya makmur dengan adanya bokor saktinya, maka suati hari Angkus mencuri bokor itu.
      Angkus meniru seperti apa yang dilakukan oleh Angma. Sudah lama sekali ia melakukan komat-kamit doanya. Tetapi ia tidak tahu begaimana menggunakan bokor itu. Karena perutnya sudah terasa lapar sekali kemudian Angkus menggosok bokornya dan berteriak, "Hai bokor sakti, berilah aku jagung dan air". Bokor itu mendesing dan makananpun keluar. Angkus senang hati karena jagung yang datang kelihatan enak sekali . Ia melihat jagung yang keluar satu persatu. Angkus panik tidak bisa menghentikan bokor sakti milik Angma. Jagung-jagung keluar terus dan sudah hampir menenggelamkan Angkus sehingga ia ketakutan. Angkus pun menjerit,"Toloooonnnnnnggg...........!".
      Malam gelap sekali Angma sedang tidur dengan nyenyak di atas ranjang kesayangannya. Samar-samar Angma mendengar suara orang minta pertolongan. Kelihatannya suara itu semakin lama semakin keras sekali sehingga membuat Angma terjaga dari tidurnya. Angma keluar rumah dan ingin segera mencari tahu dari mana asal suara yang minta pertolongan itu. Ia kesana kemari berjalan dengan cepat. "Ah, kedengarannya suara itu dari rumah si Angkus, Ada apa dengannya?" pikir Angma mengingat Angkus adalah saudaranya sendiri pula. Ia segera berlari.
       Setelah mendekati rumah Angkus, Angma benar-benar yakin kalau Angkus berteriak-teriak minta pertolongan. "Aku harus mendobraknya!" katanya dalam hati. Angma langsung mendobrak pintu depan dengan sekuat-kuatnya. Dan ternyata benar, Angkus hampir mati tertimbun  jagung di dalam biliknya. Mulanya Angkus sangat malu karena ketahuan Angma bahwa ia pencuri bokor saktinya sehingga ia hampir mati. Tetapi karena Angkus yakin bahwa Angma memang baik hati maka ia pun menerima uluran tangan permintaan maaf atas perbuatan curangnya terhadap saudara sendirinya itu.


Sumber :  Cerita Rakyat                                  English Version .......
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...