Pada suatu
hari ada seekor rubah yang sedang bermain di hutan , tiba-tiba dia melihat
seekor kancil yang sedang berbaring di bawah sebuah pohon, dengan mengintip
diantata dedaunan dia mengambil kerikil kecil kemudian melemparkannya kearah kancil
yand sedang istirahat tersebut, karena berhasil mengenai tubuh kancil rubah itu
pun tertawa kecil, dan berusaha untuk tetap sembunyi.
Sang kancil
yang terkena lemparan kaget dan mencari siapa yang melemparnya, rubah yang sudah
merasa berhasil mengerjai sang kacil tidak menyadari kalau kancil telah melihat
dirinya, dengan sedikit marah sang kancil juga mengambil kerikil kecil dan
melemparkan ke arah rubah dan juga berhasil mengenainya, rubah merasa sedikit
kesakitan berkata “Beraninya kamu melempar saya”
“Kamu kan
yang mulai” jawab kancil dengan nada mengejek. Rubah pun mengambil batu besar
dan kembali melempar kancil, kancil yang melihat lemparan tersebut dengan gesit
menghindari lemparan itu dan naas bagi rubah, di saat yang bersamaan pak
beruang lewat di belakang kancil. Karena lemparan tidak mengenai kancil batu
besar itu mnendarat pas di atas hidung pak beruang.
“Siapa yang
melakukan ini?” teriak beruang, dengan sedikit ketakutan sang kancil menunjuk ke
arah rubah. Rubah yang merasa bersalah langsung kabur menyelamatkan diri, denga
penuh emosi beruang mengejarnya. Karena tubuhnya yang lebih besar beruang tidak
bisa menagkap sang rubah yang berlari dengan cepat di antara pohon-pohon
tumbang. Rubah terus menjauhi beruang, merasa belum aman dia terus berlari dan akhirnya
sampai di tepi sungai, dia pun bingung tak tahu harus lari kemana lagi, sambil
mencari cara untuk menyeberang sungai dia pun menelusuri sungai dan sesekali
menoleh ke belakang.
Dalam
kebingungannya sang rubah bertemu dengan unta yang sedang merendam tubuhnya di
sungai, “Halo sobat” sapa rubah dengan akrab. “Halo teman kecil” jawab unta.
“Apakah air
sungai ini dalam, sobat?” Tanya rubah
“Tidak,
hanya sebatas lutut saja” jawab unta “Coba lihat tubuhku, seandainya sungai ini
dalam tentunya hanya kepalaku yang akan kelihatan” sambung unta.
Ketika keduanya
asyik mengobrol tiba-tiba muncul pak beruang dari dalam hutan, tanpa berfikir
panjang sang rubah pun langsung loncat ke sungai. Unta ynag melihat rubah
melompat keheranan karena setelah sampai di air dia tak muncul-muncul lagi,
hanya terlihat gelembung air di permukaan seperti air mendidih, rubah yang ternyata
tidak bisa berenang tenggelam dan segera ditolong oleh unta dengan mengankatnya
naik ke daratan. Setelah siuman dia malah memarahi “ternyata kamu bohong, bilangnya
hanya sampa lutut saja kenapa saya bisa tenggelam”
“Unta tidak
bohong, coba kamu lihat air sungai batasnya sampai lutut kan, tapi kalau kamu
di atas kepala ha..ha..ha…” jawab kancil yang juga muncul dari dalam hutan.
Mereka pun tertawa semuanya.
analisisnya gimana kak?
ReplyDelete