Diriwayatkan
bahwa Nabi Isa as. berkunjung ke suatu desa di mana ada seorang tukang
penatu yang diadukan kepada Nabi Isa, karena ia menahan air, meludahi dan
mengotorinya. Oleh penduduk desa diminta agar Nabi Isa berdo’a kepada Allah
agar si tukang penatu itu tidak dikembalikan lagi ke desa itu jika ia pergi.
Maka berdo’alah Nabi Isa: Ya Allah! Utuslah ular kepada orang itu agar
ia tidak
kembali hidup. Demikianlah maka ketika si tukang penatu berada di tempat air sedang
mencuci pakaian dengan berbekal tiga potong roti. Datanglah padanya
seorang yang turun dari gunung sehabis melakukan ibadah dan berkata: adakah
sesuatu makana yang engkau dapat berikan padaku atau memperlihatkannya agar aku
lihat atau cium baunya, karena aku sudah sekian lama tidak makan apa-apa,
maka diberikannyalah oleh si tukang penatu sepotong roti dan diterimanya sambil
sambil berkata: Hai tukang penatu! Semoga Allah mengampuni dosamu dan
menyucikan hatimu, lalau diberinya lagi oleh si tukang penatu sepotong roti
yang kedua dan berdo’a lagi orang itu: Semoga Allah mengampuni dosamu yang lalu
dan yang akan dating dan ketika diberinya potong roti yang ketiga berdo’a
si hamba itu: Semoga Allah membangun untukmu suatu gedung di Syurga.
Setelah
selesai menyuci pakaiannya kembalilah si tukang penatu ke desa dan kembali pula
penduduk desa mengadu kepada Nabi Isa yang kemudian memerintahkan untuk
dipanggil menghadap. Bertanya Nabi Isa pada si tukang penatu yang dating
menghadap: ceritanlah padaku kebajikan apa yang engkau perbuat hari ini? Maka
diceritakanlah kisahnya air, roti dan do’a-do’a yang dipanjatksan oleh ahli
ibada itu untuk dia.
Cibalah
tunjukllan raselmu padaku? Ujar Nabi Isa pada tukang penatu yang segera
membukanya dan ternyata di dalamnya terdapat seekor ular hitam, mulutnya
terkendali dengan sebuah kendali besi. Melihat itu berkatalah Nabi Isa: hai
ular hitam! Tidakkah engkau diutus kepada orang lain? Betul hai Nabi Allah,
jawab si ular, tetapi datanglah seorang dari gunung meminta-minta dan diberinya
oleh orang ini tiga potong roti yang dibalsnya dengan panjatan tiga do’a, pada
saat mana ada malaikat berdiri yang menyambut do’a itu dengan kata “amin”,
kemudian Allah mengutus malaikat yang mengendalikan aku dengan kendali besi
ini. Mendengar itu semua, berkatalah Nabi Isa as. Kepada si tukang penatu:
Teruskanlah pekerjaanmu, Allah telah memberi ampun padamu (Tanbihul ghafiln)
No comments:
Post a Comment
Terima kasih Komentar dan sarannya