Brandon bocah
berumur 6 tahun. Suatu hari sabtu pagi, dimana biasanya orang tuanya tidak
bekerja dan tidur sampai agak siang, Brandon menyiapkan sebuah kejutan. Ia
berencana membuat pancake. Ia mengambil sebuah mangkuk besar, sendok, menggeser
kursi ke pinggir meja, dan menarik sebuah tupperware berisi tepung yang berat,
menumpahkan sebagian isinya ke lantai.
Lalu ia
mengambil tepung itu dengan tangannya, sebagian berserakan di meja makan, lalu
mengaduknya dengan susu dan gula sehingga bekas adonan berceceran di
sekelilingnya. Ditambah lagi dengan beberapa telapak kaki kucingnya yang ingin
tahu apa yang sedang terjadi. Brandon tampak tertutup dengan tepung dan
kelihatan sangat frustasi. Yang dia inginkan hanya membuat sesuatu untuk
menyenangkan mama dan papanya. Tapi kelihatannya yang terjadi malah sangat amat
buruk.
Dia sekarang
tidak tahu harus berbuat apa, apakah memasukkan adonan ke dalam oven atau
dibakar di perapian. Lagipula dia tidak tahu cara menyalakan api di kompor atau
di oven. Tiba-tiba dia melihat kucingnya menjilati isi adonannya dan secara
reflek mendorong si kucing agar tidak memakan adonan itu.
Si kucing
terlempar, membawa serta beberapa butir telur mentah yang ada di meja. Dengan
cemas ia berusaha membersihkan telur yang pecah itu, tetapi justru terpeleset
karena licinnya lantai yang kini dipenuhi dengan tepung, membuat pakaian
tidurnya putih dan lengket. Dan saat itu jugalah dia melihat papa berdiri di
dekat pintu. Air mata akhirnya berjatuhan di pipi Brandon. Yang ingin dia
lakukan adalah berbuat baik, tetapi justru kekacauan yang luar biasa yang ia
buat. Kini ia hanya dapat pasrah menantikan omelan, jeweran atau mungkin malah
pukulan. Tetapi papa hanya memandang dia. Lalu berjalan melewati semua kotoran
yang ia buat, mengangkat dan menggendong anaknya yang kini sedang menangis
sehingga baju tidur papa ikut menjadi kotor.
Papa memeluk
dan mencium Brandon.
Begitulah
Tuhan berperkara dengan kita. Kita ingin berbuat sesuatu yang baik, tetapi
malah kekacauan yang kita hasilkan. Pernikahan menjadi kacau, sahabat karib
bertengkar, kita tidak tahan dengan keadaan di tempat kerja, kesehatan kita
memburuk. Semua ini terjadi justru karena kita ingin berbuat yang baik. Kadang kala
yang tersisa hanya tangisan karena tidak ada lagi yang dapat kita lakukan. Di
situlah saatnya kita menerima kasih dan pelukan Tuhan.
Bila anda
merasakan kasih Tuhan mengetuk di pintu hati anda hari ini, jangan menolakNya.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih Komentar dan sarannya